Rabu, 01 Mei 2013

PERANAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI KEJADIAN-KEJADIAN BENCANA YANG KERAP TERJADI DI INDONESIA


Realitas Indonesia sebagai negeri bencana tidak dapat ditampik lagi. Fakta-fakta bencana yang menimpa hampir di seluruh wilayah Indonesia ini makin menguatkan tesis tersebut. Gempa bumi, longsor, banjir, tsunami, gunung meletus, kebakaran hutan, kekeringan, dan bencana alam lainnya selalu menjadi warna dominan dalam perikehidupan masyarakat Indonesia. Fakta bencana di Indonesia yang hampir selalu memakan korban jiwa dan harta benda yang besar menyuratkan lemahnya ikhtiar. Kelemahan ikhtiar tersebut dapat dikategorikan dalam dua hal. Pertama, rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat Indonesia tentang bencana dan cara menghadapinya. Kedua, lemahnya sistem penanggulangan bencana yang disiapkan atau dibuat pemerintah.
Kondisi geografis Indonesia memang rawan bencana. Catatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan sekurangnya ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami. Belum lagi ditambah dengan potensi gunung api yang dimiliki Indonesia.
Selain dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur Cincin Api Pasifik (The Pacific Ring of Fire) yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Cincin Api Pasifik membentang di antara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara, dan lempeng Nazca yang bertabrakan dengan lempeng Amerika Selatan. Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah dan hampir 70 di antaranya masih aktif. Maka, potensi terjadinya bencana memang sulit dihindari..
Beberapa tahun belakangan ini Indonesia diguncang berbagai bencana alam mulai dari tsunami, banjir, tanah longsor, gempa, gunung meletus, dan masih banyak lagi. Demikian banyak bencana yang datang bertubi-tubi, baik karena faktor alam maupun karena faktor kesalahan manusia. Bencana alam seperti tsunami di Aceh dan Nias dipandang sebagai bencana kemanusiaan yang tergolong sangat luar biasa skalanya dalam sejarah umat manusia. Bencana tsunami itu disusul pula oleh berbagai gempa bumi di berbagai daerah dan meletusnya Gunung Merapi yang juga menimbulkan banyak korban di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Segala jenis bencana alam tersebut tentunya juga sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian rakyat, tidak saja di daerah bencana, tetapi juga secara luas di seluruh Indonesia. Tidak sedikit nyawa dan harta benda terenggut menjadi korban kehebatan alam ini. Bencana seperti ini pun bukan datang pada saat ini saja, melainkan sudah sedari dulu negeri ini akrab ditimpa bencana. Melihat demikian, fondasi kesadaran masyarakat Indonesia untuk peduli korban bencana sudah terbangun dari dulu secara alamiah. Ini diperkuat dengan ciri khas bangsa Indonesia yang kuat dalam hal ikatan kekeluargaan dan persaudaraan. Tak bisa dipungkiri, bencana malah menjadi sarana penguat rasa persatuan dan kepedulian bangsa Indonesia.
Ini menjadi kesempatan besar bagi pemuda Indonesia menjadi garda terdepan aksi tanggap bencana di Indonesia. Apa yang dikatakan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda 2010 pun patut menjadi refleksi utama. Bahwa semangat Sumpah Pemuda kian relevan untuk terus dikembangkan para pemuda di tengah situasi bencana yang melanda Indonesia saat ini. “Satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa harus semakin dipahami pemuda Indonesia agar apa yang dirasakan saudara yang satu, saudara yang lain merasakan keprihatinan yang sama.”
Tak terkecuali dengan kepedulian pemuda Indonesia. Pemuda mengambil peran sangat penting ketika terjadinya bencana. Ini bisa dilihat dari peristiwa meletusnya Gunung Merapi, pemuda adalah garda terdepan dalam upaya penyelamatan masyarakat. Para pemuda berjuang tanpa pamrih mengevakuasi masyarakat, terutama jompo, anak-anak serta ibu-ibu di wilayah bencana Merapi. Apa yang dilakukannya ini, tak jarang pemuda harus mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan orang lain. Peran pemuda terutama mahasiswa dalam menangani bencana sangat banyak bila dijabarkan satu persatu. Dalam menangani dan mengatasi bencana para mahasiswa langsung tergerak melakukan aksi penggalangan dana dengan berbagai cara, ada yang dengan cara mengamen, ada yang dengan cara mendatangi setiap kelas di kampus untuk meminta penyaluran dana dari rekan-rekan sesama mahasiswa, di perempatan jalan, di tempat umum atau di objek wisata, bahkan ada mahasiswa yang berdemo mengkritik pemerintah di jalanan sambil menggalang dana untuk korban bencana.
Lebih nyata lagi, banyak ditemui juga mahasiswa yang menjadi sukarelawan-sukarelawan penanggulangan bencana Merapi. Mereka bergabung dengan sukarelawan-sukarelawan lain dari PMI, Bulan Sabit Merah, pemerintah, TNI, polisi serta lembaga-lembaga bantuan lain. Tidak jarang, organisasi mahasiswa pun ikut membuka posko-posko sendiri untuk kepentingan penyaluran bantuan serta perawatan pada korban bencana. Hal itu dapat dijadikan sebuah contoh bahwa para pemuda Indonesia ternyata cepat tanggap menangani bencana yang terjadi di Indonesia. Ini juga dapat menepis anggapan yang menyatakan bahwa para pemuda Indonesia yang dianggap hanya bisa membuat rusuh, onar, dan hal-hal yang berbau anarkhis. Karna pada kenyataan nya dalam keadaan Indonesia berduka para pemuda mampu membuktikan kalau mereka mampu ikut serta berpartisipasi dalam menangani bencana itu dengan melakukan banyak hal yang bermanfaat dan melakukan misi-misi kemanusiaan, bahkan kalau dilihat dari pemberitaan yang ada sekarang peran pemuda dalam menangani bencana ternyata cukup banyak bahkan ada yang dengan sukarela ikut berangkat ke tempat terjadinya bencana hanya untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang berduka. Hal itu dilakukan dengan cuma-cuma tanpa mengharapkan imbalan, mereka tergerak atas dasar rasa kemanusiaan. Dari sini kita tidak bisa hanya melihat para pemuda dari sebelah mata karena pada kenyataannya banyak hal positif yang dilakukan oleh para pemuda di zaman sekarang. Hal ini juga menandakan bahwa para pemuda masih mempunyai rasa kemanusian dan persaudaraan bagi saudara-saudara kita yang terkena musibah. Bukan hanya anarkhisme yang bisa mereka lakukan tapi juga hal positif yang bisa dilakukan demi saudara-saudara kita yang sedang tertimpa bencana. Sehingga tampak jelas bahwa para pemuda juga mempunyai peranan cukup penting dalam menangani bencana yang terjadi di sekitar kita saat ini.
http://anakdjogja7.blogspot.com/2010/11/peran-pemuda-dalam-mengatasi-dan.html.
http://www.knowledge-leader.net/?p=1006
http://nofieiman.com/2008/01/mengapa-begitu-banyak-bencana-alam-terjadi-di-indonesia/.
http://www.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls