Sabtu, 03 November 2012

relawan klaster infokom



}  Tim Klaster Infokom
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
PELAKSANA
TIM PANITIA GELAR RELAWAN PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2012
}  DEFINISI INFOKOM
1 INFORMASI : Pesan, berita atau data yang di peroleh dari  proses kejadian
2 KOMUNIKASI : Proses penyampaian pesan, berita atau data informasi kepada pihak lain
3 INFORMASI  dan KOMUNIKASI :pesan, berita atau data yang diperoleh dari proses kejadiaan untuk disampaikan kepada pihak lain.
}  TUJUAN
1). Sistem Telekomunikasi Nasional Penanggulangan Bencana
2). Sistem Siaga dan SOP (Sistem Operasi Prosedur) Telekomunikasi
3). Kelengkapan alat komunikasi
}  KENDALA
}  1. Kerusakan infra struktur akibat bencana (ketiadaan fasilitas telepon,listrik,sinyal cellphone)
}  2. Banyaknya sistem dan jenis alat komunikasi yang ada
}  3. Keterbatasan SDM dan keterampilan personel dalam berkomunikasi disaat tanggap darurat
}  SOLUSI
}  1. Merancang sistem komunikasi voice dan data yang mandiri dengan metode operasi yang semudah mungkin;
}  2. Menggunakan teknologi “intelligent interconnect”  yang mampu menangani radio “interoperability” (kemampuan beroperasi lintas radio);
}  3.Adanya pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kreatifitas dan keterampilan relawan. 
}  REKOMENDASI vertikal
1. Perlu adanya penyampaian informasi yang
    memenuhi standar kode etik: Sopan, Ramah, Teratur
  1. Informasi yang disampaikan haruslah seakurat mungkin, informasi harus nyata dan konkret.
3. Perlu adanya pemilahan informasi yang
    dapat disampaikan ke publik dan privat
}  REKOMENDASI horizontal
  1. Relawan dapat menjadi media penyampai informasi antar lembaga/instansi yang bergerak dibidang informasi dan komunikasi mengenai ancaman dan resiko bencana.
  2. Relawan tidak mempunyai kewenangan untuk menyampaikan informasi kepada media masa.
}  Ketua : dede mulyono
sekr : nena
jubir / moderator : Ahmad Zazuli
TIM KLUSTER INFOKOM
“ ONE MAN, ONE ROLE, ONE CORP”


SEARCH AND RESCUE

.
Materi dasar Rescue

Search and rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan
menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi
bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana . Istilah
SAR telah digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga
menjadi tidak asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia.
Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di
laut, hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR
seharusnya dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak
membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan
terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain,
sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan,
kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadal adanya musibah lainnya seperti kebakaran,
gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain.
Unsur-unsur SAR
Dalam kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu keterampilan yang
dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya suatu tim sar dalam melakukan operasinya,
yaitu :
1. Lokasi : kemampuan untuk menentukan lokasi korban. Hal ini memerlukan
pengetahuan menangani data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dan
lainnya.
2. Mencapai : kemampuan untuk mencapai korban. Hal ii memerlukan keterampilan
mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta, kompas,
membaca jejak, dan lainnya
3. Stabilisasi : kemampuan untuk menentramkan korban dalam hal ini mutlak
diperlukan pengetahuan P3K, gawat darurat dan lainnya.
4. Evakuasi : kemampuan membawa korban. Hal ini memerlukan keterampilan
seperti halnya “Mencapai”.
Tahapan SAR
Ada beberapa tahapan SAR, Yaitu :
1. tahapan keragu-raguan, sadar bahwa keadaan darurat telah terjadi.
2. tahapan kesiapan, melaksanakan segla sesuatunya sebagai tanggapan terhadap
suatu kecelakaan, termasuk juga menadpatkan segala informasi mengenai korban.
3. tahapan perencanaan, pembuatan rencana yang efektif dan segala koordinasi yang
diperlukan
4. tahapan operasi, seluruh unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan selesai
5. tahapan laporan, terakhir membuat laporan mengenai misi SAR yang telah
dilaksanakan.
Pencarain pada perasi SAR
Berikut adalah beberapa pola teknis pencarian pada operasi SAR. Hanya sebagain teknik
yang dibahas di sini, yaitu :
1. Track (T)
• Pola ini dipakai jika orang yang dinyatakan hilang dari jalur perjalanan yang
direncanakan akan dilewatinya merupakan satu-satunya informasi yang ada.
• Selalu dianggap bahwa sasaran (korban) masih disekitar atau dekat dengan
garis rute
Pola Track
2. Paralel (P)
• Daerah pencarian cukup luas dan medannya cukup datar
• Hanya mempunyai posisi duga
• Sangat baik untuk daerah pencarian yang berbetuk segi empat.
Pola Paralel
3. Creeping (C)
• Daerah pencarian sempit, panjang dan kondisinya cukup rata serta datar.
• Kalau di pegunungan gunung, regu pencari dengan ola ini kan turun kejurangjurang
atau dataran yang lebih rendah.
Pola Creeping
4. Square (SQ)
• Biasanya digunakan pada daerah yang datar
• Dengan pola ini perhitungan posisi juga harus merupakan kemungkinan yang
tepat
• Pembelokan tidak sembarangan, tetapi dengan perhitungan
C
D
A B
Pola Square
5. Sector (S)
• Lokasi atau posisi diketahui
• Daerah yang disari tidak luas
• Daerah pencarian berbentuk lingkaran
• Rute regu pencarian berbentuk segitiga sama sisi
Pola Sector
6. Contour (CT)
• Digunakan di bukit-bukit.
• Pencarian selalu dimulai dari puncak tertinggi
7. Barrier (B)
• Digunakan dengan hanya menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang
pasti bahwa survivor akan lewat dengan melihat keadaaan lingkungan.
• Digunakan jika regu pencari dan penyelamat tidak bisa mendekati tempat
yang terkena musibah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola pencarian
Dari sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ;
• Ketepatan posisi survivor
• Luas dan bentuk daerah pencarian
• Jumlah dan jenis unit rescue yang tersedia
• Cuaca di dan ke daerah pencarian
• Jarak basecamp unit rescue ke lokasi musibah
• Kemampuan peralatan bantu navigasi di daerah kejadian
• Ukuran sukar dan mudahnya sasaran yang diketahui
• Keefektifan taktik yang dipilih
• Medan di daerah kejadian
• Dukungan logistik ke daerah pencarian
Taktik pencarian
Taktik pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal itu
tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu :
1. Taktik pendahuluan
Merupakan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi awal, mengoordinir reguregu
pencari, membentuk pos pengendali, perencanaan, pencarian awal, dsb
2. Taktik Pembatasan
Menciptakan, membentuk garis lintas (perimeter) untuk mengurung korban dalam
area pencarian
3. Taktik Pendeteksian
Pemeriksaan terhadap tempat potensial dan juga menggunakan pencarian
potensial. Pada area tersebut diperhitungkan, ditemukannya korban ataupun jejak
atau segala sesuatu yang tercecer yang ditinggalkan korban
4. Taktik pelacakan
Melacak jejak atau sesuatu yang ditinggalkan korban, biasanya pelacakan ini
dilakukan dengan anjing pelacak atau orang yang terlatih mencari dan membaca
jejak
5. Taktik evakuasi
Memberikan perawatan dan membawa korban untuk perawatan yang lebih lanjut
jika diperlukan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls