Peranan mahasiswa dalam menghadapi kejadian-kejadian bencana tsunami,
banjir, gunung meletus, gempa atau sejenisnya yang kerap terjadi di
negara Indonesia
Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap
pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa,
ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor
penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan
kehidupan bangsa kita di masa depan.
Mahasiswa sebenarnya sangat potensial untuk ikut serta menangani
bencana alam di Indonesia. Dengan bekal akademik serta pamor
mahasiswa yang terbukti paling peduli terhadap persoalan bangsa,
cukuplah sebagai modal bagi institusi ini untuk berpartisipasi
aktif menanggulangi bencana- bencana di Indonesia. Apalagi setelah
menyadari kondisi geografis Indonesia yang dilalui deretan gunung
berapi dan lautan membuat negara ini rentan terhadap bencana alam,
maka uluran tangan dari kita akan terus dibutuhkan.
Belakangan ini berita mengenai bencana alam mendominasi
halaman – halaman media massa. Mulai dari angin kencang, tanah
longsor, puting beliung hingga banjir bandang di Wasior Papua
Barat. Untuk bencana banjir di Wasior sendiri telah memakan
puluhan korban, ratusan lukaluka, dan ribuan penduduk yang harus
rela kehilangan tempat tinggalnya.
Lalu apa yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa dalam menanggapi
merebaknya bencana alam yang cenderung sulit diprediksi secara
pasti ini?
Selama ini kita hanya menganggap alam sebagai alat. Alat pemuas segala
nafsu dunia , namun kita tak pernah tahu bahwa alam juga mendengar. Dia
juga merasakan apa yang selayaknya kita rasakan, senang, bahagia , sedih
bahkan murka. Bencana tsunami dan gunung meletus baru-baru ini hanyalah
sedikit contoh betapa kita harus mulai ‘Sadar’ dari segala ‘kemewahan’
yang kita rasakan.
Seperti layaknya pepatah “Tidak ada kata terlambat, selama kita masih
mau berusaha”. Demikian halnya dengan kita. Bencana yang datang silih
berganti jangan sampai “membunuh” semangat kita untuk berubah. Marilah
kita tata kembali kehidupan kita dengan nyaman dan berdampingan dengan
alam. Sistem pembangunan yang selama ini kita anut kurang memperhatikan
faktor alam yang ada, sudah saatnya sistem kuno ini kita rubah dengan
sistem baru yang lebih berbasis lingkungan. Para arsitek dan insinyur
bangunan haruslah memperhatikan dampak pembangunan sebuah gedung
terhadap lingkungan di sekitarnya. Tak hanya cantik dilihat dan kokoh
namun bangunan tersebut haruslah bersinergi dengan alam. Perundang –
undangan yang selama ini mengatur tentang tata laksana konstruksi sebuah
bangunan juga harus dirubah. Harus ada aturan yang tegas untuk melarang
didirikannya bangunan di lahan lahan daerah resapan air, lereng –
lereng gunung serta bukit. Selain itu Ketegasan pemerintah dalam
menghukum para pelaku pembalakan liar harus digalakkan karena fungsi
hutan sangatlah kompleks untuk menjaga keseimbangan alam kita.
Selain hal tadi, peranan kita sebagai mahasiswa adalah segera tanpa
“dikomando” melakukan aksi penggalangan dana untuk bencana alam dan ikut
menjadi relawan untuk membantu para pengungsi. Beberapa teman saya
telah melakukan hal ini. Satu hal yang saya pelajari dari mereka adalah
rasa ikhlas dan semangat mereka untuk membantu sesama. Seperti perkataan
seorang relawan yang diwawancarai di salah satu TV swasta, beliau
mengatakan bahwa “Kepuasan batin untuk membantu sesama itu tidak dapat
di ukur dengan limpahan harta dan materi tetapi ini adalah sebuah
panggilan dari jiwa!” . Dan memang benar adanya perkataan beliau, para
relawan yang selama ini membantu para pengungsi mulai dari evakuasi,
menyiapkan barak pengungsian, mendirikan barak pengungsian dan posko
kesehatan rela mengorbankan waktu, tenaga bahkan nyawa demi melihat
saudara – saudara kita selamat.
Indonesia benar benar sedang di uji oleh Allah swt.
Belum hilang kesedihan kita atas terjadinya bencana tsunami yang
menimpa saudara kita di wasior papua yang merenggut ribuan nyawa manusia
dan meluluhratakan semua yang ada di tanah wasior, pada awal bulan
November terjadi bencana gunung meletus di Yogyakarta .Dalam jangka
waktu 1 minggu terjadi 2 kali letusan yang dahsyat pada malam hari. Pada
letusan pertama sebetulnya dari pemerintah maupun dari BMG sudah
memberi peringatan kepada warga yang tinggal di puncak gunung merapi
untuk turun tetapi dari warga sendiri banyak yang masih tetap tinggal di
rumah mereka alhasil korban yang terkena letusan merapi sangatlah
banyak. Pada letusan kedua korban semakin bertambah karena tempat yang
tadinya di anggap aman 15 km dari puncak merapi ternyata terkena juga.
Dalam kejadian ini peran mahasiswa sangatlah membantu, mereka bergerak
cepat untuk membantu korban bencana merapi ini dengan melakukan
penggalangan dana serta langsung terjun kelapangan untuk menghibur
saudara2 kita yang terkena musibah serta membantu tim peng evakuasian.
Dibantu dengan masyarakat sekitar mahasiswa membantu menangani
permaslahan-permasalahan yang terjadi pada koraban, mereka bergotong
royong untuk menghibur mereka dan berusaha memberikan mereka kenyamanan
di barak pengungsian setelah pasca bencana dan kuliah sudah mulai aktif
mahasiwa tetap dituntut untuk membantu karena kita adalah mahasiswa
dan mahasiswa memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada masyarakat
untuk membantu mereka baik materi, tenaga dan pemikiran bagaiman setelah
pasca bencana ini mahasiswa dapat membantu masyarakat menyalurkan
keluhan-keluhan mereka terhadap pemerintah yang kadang dan sering kali
kurang peka terhadap keadaan yang ada di masyarakat. Maka dari itu
disini peranan pemerintah sangatlah penting dimana pemerintah harus
mampua menyelamatkan parakorban – korban bencana yang terjadi ini jangan
sampai mereka menderita kedua kalinya, sudah terlalu banyak korban
meninggal, anak kehilangan orang tuanya, orang menjadi gila karena
kehilangan masadepan mereka. Jangan sampai pemerintah menambah kesakitan
mereka lagi dengan melakukan sesuatu yang itu menyakitkan bangsaini.
Masih kita ingat di benak kita waktu bencana – bencana melan da
Indonesia apa yang wakil rakyat lakukan ketika terjadi bencana, mereka
malah jalan – jalan keluar negeri dengan menghambur – hamburkan uang
bermilyar – milyar yang sebetulnya alangkah lebih bijak dan manusiawi
mereka sebagai wakil rakyat kalau saja mereka merelakan uang mereka
yang mereka gunakan untuk jalan – jalan mereka gunakan untuk rakyat yang
sedang menderita ini. Diharapkan pemerintah tidak lamban lagi dalam
menghadapi benca yang melanda bangsa ini dan segera membiri masa depan
mereka yang baru.
0 komentar:
Posting Komentar